Saturday, 23 October 2021

Aqoidu Diniyah Juz 3 - Iradah

Mata Pelajaran                        : Akidah (Aqoidu Diniyah Juz 3)

Materi                                      : Iradah

Pemateri                                  : Ust. Agung Maula Rois, S.H

 

MATERI AKIDAH KELAS X SMA

AQOID DINIYYAH JUZ III

 

IRODAT

Sifat Irodat (sifat wajib Allah) merupakan sifat yang wujud yang terdahulu dan yang berdiri dengan dzatnya Allah. Dengan sifat Irodat, Allah berkehendak untuk menetapkan suatu apapun. Maka kita menyakini bahwa Allah SWT adalah dzat yang maha berkehendak. Segala sesuatau tidak akan terjadi di langit dan di bumi kecuali atas ketetapan dan kehendak Allah SWT. Oleh karena itu segala sesuatau apapun yang diinginkan Allah pasti Akan terjadi. Begitu sebaliknya, segala sesuatu yang tidak dikehendaki Allah, pasti tidak akan terjadi. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah SWT:

“Sesungguhnya urusan-Nya apabila dia kehendaki sesuatu hanyalah berkata “jadilah” maka jadilah ia.”

Adapun lawan dari sifaty Irodat-Nya Allah adalah Kaohah (terpaksa), maka sifat karohah adalah sifat muhal atau mustahil bagi Allah.

 

AL ILMU

Sifat Ilmun (sifat wajib Allah) merupakan sifat yang wujud yang terdahulu dan berdiri dengan dzatnya Allah SWT. Dengan sifat al-Ilmu segala sesuatau bisa diketahui. Maka kita meyakini bahwa Allah SWT  adalah dzat yang maha mengetahui. Dan sifat Ilmunya Allah tidak akan hilang sedikitpun. Baik dilangit maupun dibumi, sekalipun berjalannya semut diatas batu besar dan keras pada malam hari, Allah mengetahui.

Yanbu’a Jilid 6 - Waw yang dibaca pendek (dianggap tidak ada)

Mata Pelajaran                        : Tajwid (Yanbu’a Jilid 6)

Materi                                      : Hukum Wawu

Pemateri                                  : Ust. Lukman Hakim, S.H.I

 

Hukum wawu

2. Waw yang dibaca pendek (dianggap tidak ada).

yang ke :

3.  أُولَٰئِكُمْ   hati-hati U-nya dibaca pendek  أُلَٰئِكُمْ

أَكُفَّارُكُمْ خَيْرٌ مِنْ أُولَٰئِكُمْ أَمْ لَكُمْ بَرَاءَةٌ فِي الزُّبُرِ ﴿٤٣﴾

4.   أُولُو

hati hati U-nya dibaca pendek  أُلُو

قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ (33)

5. أُولِي

 hati-hati U-nya dibaca  pendek أُلِي

وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ (45)

Kulashoh Nurul Yaqin Juz 2 - Perang Uhud

Mata Pelajaran                        : Tarikh (Kulashoh Nurul Yaqin Juz 2)

Materi                                      : Perang Uhud

Pemateri                                  : Ust. Nur Hadziq, S.Pd.I

 

Perang uhud adalah perang antara Qurois melawan kaum muslimin, akhibat dendam dari kekalahan perang badar..

Jumlah tidak imbang sama sekali 3000 vs 1000. Tapi meskipun begitu kaum muslimin hampir mencapai kemenangan kalau pihak pemana darr kaum muslimin selalu mengikuti intruksi dari Rosulullah..

Mereka tidak patuh dengan intruksi karena tergoda harta rampasan ada di depan mata.. Hal itu yang menyebabkan hancurnya kaum muslimin, 70 orang tewas termasuk paman tercinta rosul yakni Hamzah bin Abd Mutolib.

Mabadik Fiqih Juz 3 - Syarat Istinjak

Mata Pelajaran                        : Fiqih (Mabadik Fiqih Juz 3)

Materi                                      : Syarat Istinjak

Pemateri                                  : Ust. Muhammad Muatok, M.Pd

 

الاِستِنْجَاءُ هُوَ: إزَالَةُ مَا تَلَوَّثَ بِهِ المَخْرَجُ بِمَاءٍ أوْ حَجَرٍ أوْ نَحْوِهِ.

Istinja’(Cebok) ialah

 

menghilangkan kotoran dari tempat keluarnya dengan air atau batu atau yang lainnya.

 

كَيْفِيَةِ الاسْتِنْجَاءِ: يُمْسَحُ الخَارِجُ بِثَلَاثَةِ أحْجَارٍ حَتَّى يَزُوْلَ عَيْنُ النَّجَاسَةِ ثُمَّ يُغْسَلُ بِالمَاءِ لِيَزُوْلَ أثَرُ النَّجَاسَةِ، وَيَجُوْزُ الاقتِصَارُ عَلَى أحَدِهِمَا، وَالمَاءُ أفْضَلُ.

Cara beristinja’ yaitu:

 

apapun yang keluar dari qubul dan dubur, diusap dengan tiga buah batu sehingga hilanglah najisnya lalu basuhlah dengan air untuk menghilangkan bekas-bekas yang dapat dilihat dari najis itu. Dan boleh hanya menggunakan batu saja atau air saja, tapi lebih utama menggunakan air.

 

شُرُوْطُ الاسْتِنْجَاءِ بِالحَجَرَ: (1) أنْ لَا يَجِفَّ النَّجَسُ وَلَا يَنْتَقِلَ. (2) أنْ لَا يَخْتَلِطَ بِنَجَسٍ آخَرَ. (3) أنْ لَا يَتَجَاوَزَ المَخْرَجَ. (4) أنْ يَكُوْنَ الحَجَرُ أوْ مَا يَقُوْمُ مَقَامَهُ جَافًّا طَاهِرًا قَالِعًا للنَّجَاسَةِ.

Syarat-syarat beristinja’ dengan batu, yaitu:

 

 1. Najis itu belum sampai kering dan belum menjalar ke tempat lain (masih berada disekitar qubul atau dubur), 2. Jangan sampai najis itu tercampur dengan najis lainnya, 3. Najis itu tidak menjalar dari tempat keluarnya semula, 4. Batu yang dipakai untuk beristinja’ itu batu yang kering yang suci dan mampu menghilangkan najis.

 

 

مَا يَقُوْمُ مَقَامَ الحَجَرِ: يَقُوْمُ مَقَامَ الحَجَرِ كُلُّ جَامِدٍ طَاهِرٍ غَيْرِ مُحْتَرَمٍ كَوَرَقٍ وَخَشَبٍ

Batu yang dipakai untuk beristinja’ itu dapat diganti dengan benda lain yang sifatnya keras, suci, tidak dihormati, Misalkan: kertas atau kayu.

Taklimul Muta’alim - Bersungguh-sungguh dalam belajar

Mata Pelajaran                        : Akhlak (Taklimul Muta’alim)

Materi                                      : Bersungguh-sungguh dalam belajar

Pemateri                                  : Ust. Kharisman, S.Pd.I

 

Hendaklah pelajar bersungguh-sungguh sampai merasakan letih guna mencapai kesuksesan, dan tak kenal berhenti, dan dengan cara menghayati keutamaan ilmu. Ilmu itu kekal, sedang harta adalah fana, seperti apa yang dikemukakan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib:

Kami rela, bagian Allah untuk kami

Ilmu untuk kami, harta buat musuh kami

Dalam waktu singkat, harta jadi musnah

Namun ilmu, abadi tak akan sirna

 

Ilmu yang bermanfaat akan menjunjung tinggi nama seseorang, tetap harum namanya walaupun ia sudah mati. Dan karena begitu, ia dikatakan selalu hidup abadi. Syaikhul Ajall Al-Hasan bin Ali Al-Marghibaniy membawakan syi'ir buat kami:

Kaum bodoh, telah mati sebelum mati

Orang alim, tetap hidup walaupun mati

Demikian pula Syaikhul Islam Burhanuddin :

Kebodohan membunuh si bodoh sebelum matinya

Belum dikubur, badanya telah jadi pusara

Orang hidup tanpa berilmu, hukumnya mati

Bila bangkit kembali, tak kan bisa bangkit kembali

Lain lagi :

Orang berilmu, hidup kekal setelah mati

Ruas tubuhnya telah hancur lebur di timbun duli

Orang bodoh, jalan di bumi, mati hukumnya

Dikira hidup, nyatanya mati.

Bagi orang yang berakal, telah cukuplah merasa terpanggil Menuju kesuksesan berilmu sebagaimana kelezatan-kelezatan ilmu, fiqih dan kebahagiaan yang timbul bila sedang faham terhadap suatu masalah.

Friday, 22 October 2021

Sulam Taufiq - Syarat Bersuci dan Rukun Tayammum

Mata Pelajaran                        : Fiqih  (Sulam Taufiq)

Materi                                      : Syarat Bersuci dan Rukun Tayammum

Pemateri                                  : Usth. Siti Qomariah, S.Pd

 

فصل: في شُرُوطِ الطَّهارَةِ وأَرْكانِ التَّيَمُّمِ

 شَرْطُ الطَّهارَةِ: الإسْلامُ، والتَّمْيِيزُ، وعَدَمُ المانِعِ مِنْ وُصُولِ الماءِ إلى المَغْسُولِ، والسَّيَلانُ، وأنْ يَكُونَ الماءُ مُطَهِّرًا، بأنْ: لا يُسْلَبَ اسْمَهُ بِمُخالَطَةِ طاهِرٍ يَسْتَغْنِي الماءُ عنه، وأنْ لا يَتَغَيَّرَ بِنَجِسٍ ولو تَغَيُّرًا يَسِيرًا، وإنْ كانَ الماءُ دُونَ القُلَّتَيْنِ زِيدَ [شَرْطانِ آخَرانِ لِيَكُونَ مُطَهِّرًا]: بِأنْ لا يُلاقِيَهُ نَجِسٌ غَيْرُ مَعْفُوٍّ عنه، و[أنْ] لا [يَكُونَ] اسْتُعْمِلَ في رَفْعِ حَدَثٍ أو إزالَةِ نَجَسٍ. ومَنْ لم يَجِدِ الماءَ أو كانَ يَضرُّهُ الماءُ تَيَمَّمَ، بَعْدَ: دُخُولِ الوَقْتِ، وزَوالِ النَّجاسَةِ [الَّتي لا يُعفَى عنها]، ومَعْرِفَةِ القِبْلَةِ، [ويَكُونُ] بِتُرابٍ [أو رَمْلٍ] خالِصٍ طَهُورٍ له غُبارٌ، في الوَجْهِ واليَدَيْنِ، يُرَتِّبُهُما بِضَرْبَتَيْنِ [على الأَقَلِّ]، بِنِيَّةِ اسْتِباحَةِ فَرْضِ الصَّلاةِ، [وتَكُونُ النِّيَّةُ] مَعَ النَّقْلِ ومَسْحِ أَوَّلِ الوَجْهِ.

 

 

 

 

 

Pasal: Syarat Bersuci dan Rukun Tayammum

 

Syarat bersuci adalah Islam, tamyiz (berakal sehat), tidak ada perkara yang mencegah sampainya air pada yang dibasuh, mengalir, air harus suci dan menyucikan dalam arti tidak merusak nama air karena bercampur dengan benda suci yang tidak diperlukan air. Air tidak boleh berubah karena bercampur najis walaupun berubah sedikit. Apabila air kurang dua kulah maka airnya ditambah. Dua syarat lain supaya air dapat menyucikan adalah tidak bertemu najis yang tidak dimakfu (dimaafkan) dan belum dipakai untuk menghilangkan hadas atau najis. Siapa yang tidak menemukan air atau ada air tapi membahayakan tubuhnya maka boleh tayamum setelah masuknya waktu. Hilangnya najis yang tidak dimaafkan. Mengetahui arah kiblat. Tayamum dengan debu atau pasir bersih dan suci yang mengandung debu, pada wajah dan kedua tangan dengan dua kali pukulan paling sedikit dengan niat bolehnya fardhu shalat. Niat dilakukan bersamaan dengan pindah dan mengusap awal wajah.

Lubabul Hadis - Pahala membaca kalimat Thoyyibah

Mata Pelajaran                        : Hadis  (Lubabul Hadis)

Materi                                      : Pahala membaca kalimat Thoyyibah

Pemateri                                  : Ust. Oko Haryono, S.Th.I

 

Nabi Muhammad SAW bersabda :

مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُوْلُ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ اِلَّا قَالَ اللهُ تَعَالٰى صَدَقَ عَبْدِيْ اَنَا اللهُ لَا اِلٰهَ اِلَّا اَنَا اُشْهِدُكُمْ يَامَلَائِكَتِيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ

"Tidaklah hamba seorang hamba mengucapkan “La Ilaha Illallah Muhammadur Rosulullah” (tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah) kecuali Allah yang Maha Luhur berfirman “Benar (apa yang dikatakan) hamba-Ku, Aku adalah Allah, tiada tuhan selain Aku, Aku bersaksi kepada kalian wahai para malaikat-Ku bahwa Aku telah benar-benar mengampuni baginya dosa yang terdahulu (sudah dilakukan) dan dosa yang akhir (akan dilakukan)”.

Dalam hadis ini menunjukan keterangan bahwa Allah akan mengampuni dosa hambanya jika dia mau membaca kalimat thoyyibah. Kalimat thoyyibah yaitu ucapan La ilaha illa Allah muhammadu Rasulullah Saw.

Seorang hamba di anjurkan untuk membaca dan menyakini bahwa Allah adalah Tuhan semesta Alam dan Muhammad adalah utusan Allah yang benar. Dengan menyakini akan hal tersebut, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah di lakukan oleh hamba tersebut.

Oleh karena itu, mari kita perbanyak dzikir kepada Allah SWT dengan membaca kalimat La ilaha Illa Allah SWT. Agar kita semua selamat dunia Akhirat. Amin ya Robbal Alamin.

 

Nabi Muhammad SAW bersabda :

مَنْ قَالَ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ خَالِصًا مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barang siapa mengucapkan “La Ilaha Illallah” (tiada tuhan selain Allah) dengan ikhlas lagi murni maka dia masuk surga”.

Dalam hadis ini menjelaskan tentang pahala bagi hamba yang mau membaca La Ilaha Illallah dengan ikhlas tanpa meminta balasan berupa apapun. Maka Allah akan mengganjar pahala dengan memasukan hamba tersebut surge yang indah.

Oleh karena itu, mari kita ingat selalu untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas, karena kunci dari amal ibadah kita adalah ikhlas. Mari kita belajar sedikit demi sedikit untuk ikhlas dalam hal ibadah dan amal-amal yang lain.

Amtsilah Tashrifiyah - Fi’il Tsulasi

Mata Pelajaran                        : Nahwu Shorof  (Amtsilah Tashrifiyah)

Materi                                      : Fi’il Tsulasi

Pemateri                                  : Ust. Muhammad Yunus, S.E

 

BAB FI’IL TSULASI

 

3. Fi’il tsulasi mujarrod ( fi’il yang terdiri dari 3 huruf asal dan tanpa ( sunyi ) huruf tambahan (ziyadah ) itu babnya itu ada 6 yang akan diterangkan dengan tertib

 

4. Apabila ‘ain fi’il dari fi’il madli itu dibaca fathah [فَعَلَ ] maka ‘ain fi’il dari fi’il mudlori’ itu boleh wajah 3 yaitu :

1) kasroh [فَعَلَ يَفْعِلُ]

2) dhomah [فَعَلَ يَفْعُلُ]

3) fathah [فَعَلَ يَفْعَلُ]

 

5. Apabila ‘ain fi’il dari fi’il madli itu dibaca dlomah [فَعُلَ] maka ‘ain fi’il dari fi’il mudlori’ itu hanya dibaca dlomah saja [يَفْعُلُ] dan apabila ‘ain fi’il dari fi’il madli itu dibaca kasroh [فَعِلَ] maka ‘ain fi’il dari fi’il mudlori’ itu boleh dibaca fathah [يَفْعَلُ] dan kasroh [يَفْعِلُ]

 

6. Fi’il tsulasi mujarrod yang ikut wazan [فَعَلَ يَفْعَلُ] itu disyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya harus berupa salah satu huruf halqi yang ada 6 [ء، غ،ع، ح، خ، ه] dan jika tidak berupa huruf halqi maka hukumnya syad ( menyimpang dari qoidah yang telah ditentukan )

Khulashoh Nurul Yaqin Juz 3 - Perang Yarmuk

Mata Pelajaran                        : Tarikh  (Khulashoh Nurul Yaqin Juz 3)

Materi                                      : Perang Yarmuk

Pemateri                                  : Ust. Ghufroni Misbah, S.Pd.I


الدرس الحادى عشر: وقعة اليرموك

Pelajaran ke 11: Perang Yarmuk

لمّا وصل خالد اليرموك أرادالمسلمون قتال الرّوم متفرّقين فجمعهم خالد وخطب فيهم خطبة بيّن فيها عاقبة التّفرّق وانّ النّصر يتوقّف على الإجتماع

Ketika Khalid bin Walid sampai di negri Yarmuk, Ketika itu oarang-orang Islam hendak bertempur dengan tentara Rum dengan sendiri-sendiri (berpecah belah). Oleh karena itu beliau lalu berkhutbah yang isinya menerangkan akan akibat orang yang bercerai-berai dan bahwasanya pertolongan Tuhan itu terletak pada persatuan.

فاستحسنوا رأيه وسلّموه القيادة العمّاة للجيش

Orang-orang Islam lalu segera menerima pendapat beliau itu dan menyerahkan pimpinan pada beliau agar menjadi panglima besar tentara tadi.

فرتّبه ترتيبا حسنا لم يرتّب العرب مثله وهجم به على الرّوم

Dengan demikian, beliau mengatur tentara Islam dengan peraturan yang baik, yang selama itu belum pernah dikenal orang-orang Arab. Setelah itu beliau membawa tentaranya untuk menyerang tentara Rum.

فقام الرّوم بهجوم معاكس كاد يزيل المسلمين عن مواقعهم

Tentara Rum segera bangkit dan menyerang dengan sangat hebat, yang hampir saja menghancurkan tentara Islam dari tempat pertahananya.

فصاح خالد فيهم وشجّعهم فكرّوا على الرّوم فى حملة شديدة حتّى هزموهم شرّ هزيمة وقتلوا منهم الألوف

Oleh karena itu berteriaklah Khalid pada tentaranya dan memberanikan mereka. Kemudian mereka menyerang tentara Rum dengan serangan yang dahsyat hingga beliau dapat mengalahkan mereka dan beribu-ribu tentara musuh itu yang terbunuh.

وقتل من المسلمين ثلاثة الآف منهم عكرمة بن أبى جهل وقد وجدوا فى جسمه ما ينوف عن سبعين ما بين ضربة بالسّيف وبالرّمح وطعنة ورمية بالنّبل

Dari pihak tentara Islam yang terbunuh 3000 orang, diantaranya ‘Ikrimah bin Abu Jahal. Di badanya terdapat luka tidak kurang dari 70 kali tusukan pedang, tusukan tombak dan lemparan panah.

وفى أثناء القتال ورد كتاب من المدينة بوفاة أبى بكر وخلافة عمر وعزل خالد وتولية أبى عبيدة فكتم الخبر حتّى تمّ النّصر

Di tengah-tengah pertempuran, tiba-tiba datanglah surat dari Madinah yang memberi khabar atas wafatnya Abu Bakar dan terangkatnya Umar bin Khatab menjadi khalifah, lalu beliau melepas Khalid dari jabatanya yang diganti oleh Abu Ubaidah. Berita ini dirahasiakan dahulu sambil menunggu selesainya peperangan.

Khulashoh Nurul Yaqin Juz 1 - Meninggalnya ibu Nabi Muhammad SAW

Mata Pelajaran                        : Tarikh  (Khulashoh Nurul Yaqin Juz 1)

Materi                                      : Meninggalnya ibu Nabi Muhammad SAW

Pemateri                                  : Ust. Nur Hadziq, S.Pd.I

 

Meninggalnya ibu tercinta saat berkunjung ke makam ayah handanya di Madinah, sehingga nabi di rawat Umuaiman saat perjalanan pulangnya.

Sesampai di madinah di serahkannya nabi kepada kakeknya.. Sampai umur nabi 8 tahun. Setlah 2 tahun nabi ikut kakeknya, Abdul mutolib kakeknya juga ninggal, sehingga nabi di serahkan kepada paman tercintanya yaitu Abu Tholib.