Mata Pelajaran : Nahwu Shorof (Jurumiyah)
Materi : MAFUL MAAH
Pemateri :
Ust.Ahmad Najih, S.Pd.I
MAFUL MAAH
Maf’ul Ma’ah مَفْعُوْلُ مَعَهُ merupakan
isim manshub yang terletak sesudah
huruf Wau (و). Akan tetapi, wau itu
tidak bermakna DAN (kata sambung). Melainkan mempunayi makna bersama atau kebersamaan. Maka dari itulah
Maf'ul Ma'ah pun disebut Wau Ma'iyyah,
sampai-sampai wawu maiyah pengertiannya
sama saja dengan Maf'ul Ma'ah.
Contoh: سِرْتُ
وَالْجَبَلَ (Aku berjalan bareng
gunung). Kata الْجَبَلَ dibaca manshub dengan
berharokat fathah sebab sebagai maf'ul
ma'ah dalam format isim mufrod. Contoh lain:
جَاءَ الأمُّ
وَوَلَدُهَا وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ > "Seorang Ibu dan Anaknya datang
bersamaan dengan terbenamnya matahari"
إسْتَيْقَظَ
زَيْدٌ وَتَغْرِيْدَ الطُّيُوْرِ > "Zaid bangun
bersamaan dengan burung berkicau"
دٌ وَطُلُوْعَ
الْفَجْرِ > "Zaid pulang
bersamaan dengan terbitnya fajar"
SYARAT SYARAT MAF’UL MA’AH
1. Berbentuk isim Fadhlah
Adanya isim tersebut tergolong kelebihan. Maksudnya tanpa adanya isim
terebut sebetulnya jumlah itu sudah dapat
dipahami
contoh : دَعِ
الظَّالِمَ وَالأَيَّامَ
2. Sebelum Wawu Ma’iyyah
terdapat Jumlah misal جَاءَ الاَمِيرُ
وَالجَيْسَ (raja datang bersamaan dengan prajurit)
3. Maf’ul ma’ah terletak langsung
sesudah huruf WAU yang dinamakan dengan WAU ma’iyyah. Tidak boleh terdapat lafadz pemisah sebelumnya.
4. WAU ma’ah mengindikasikan suatu kebersamaan, bukan kata sambung
Berikut ialah contoh-contoh maf'ul ma'ah atau wau ma'iyyah:
غَزَا الرِجَالُ
وَالْقَائِدَ (para lelaki berperang
beserta panglima)
ذَهَبَ
التُّجَّارُ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ (para saudagar pergi saat
terbit matahari)
شَرِبَ
الْمُدَرِّسُ وَ التِّلْمِيْذَ (Guru tersebut minum bersamaan dengan murid)
وَقَفَ
الْوَلَدُ وَ الضِّيْفَ (Anak laki-laki
tersebut berhenti bersamaan dengan tamu)
جَاءَ عُمَرُ
وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ (Umar datang bareng dengan tenggelamnya matahari)
جَاءَ مُحَمَّدٌ
وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ (Muhammad datang
bersamaan dengan terbitnya matahari)
No comments:
Post a Comment