Friday, 3 September 2021

Akhlak; Kunci Kesuksesan Dunia Akhirat (Kitab Ta’lim Al-Muta’alim)

Mata Pelajaran            : Akhlak (Ta’lim AL-Muta’alim)

Materi                          : Mengagungkan ilmu

Pemateri                      : Ust. Setyo Darussalam, S.Pd.I.

 

Penting diketahui, Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.

Ada dikatakan : “Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengagungkan sesuatu itu, dan gagalnya pula karena tidak mau mengagungkannya. “Tidaklah anda telah tahu, manusia tidak menjadi kafir karena maksiatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah.

Menggali Dasar Islam Yang Ke-Dua (Kitab Bulughul Marom)


Mata Pelajaran            : Hadist (Bulughul Marom)

Materi                          : Faedah sahur

Pemateri                      : Ust. Ahmad Yazid, S.Pd.I.

Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu ada berkahnya." Muttafaq Alaihi.

Belajar Membaca Al-Quran Dengan Alat Kitab Yanbu’a Jilid 7


 Mata Pelajaran            : Tajwid (Yanbu’a jilid 7)

Materi                          : Pengertian Idzhar Wajib / Idzhar Mutlakiyah

Pemateri                      : Ust. Luqman, S.H.I.

 

Pengertian Idzhar Wajib / Idzhar Mutlak

Idzhar Wajib adalah merupakan salah satu bagian dari Hukum Idzhar yang teradapat dalam ilmu tajwid. Bagian ilmu idzhar yang lain adalah idzhar halqi. Cara membaca dari hokum idzhar adalah terang / jelas dan tidak mendengung.

Dalam Hukum Idghom Bighunnah diterangkan bahwasannya apabila ada Nun Sukun ( نْ ) dan dibelakangnya teradapat huruf ( ي ـ و ـ ن ـ م ) tetapi DALAM SATU KATA (biasanya tersambung), maka harus dibaca terang /jelas dan tidak berdengung, dan ini disebut dengan Idzhar Wajib/Idzhar Mutlak.

Sangat perlu diingat bahwa hokum Idzhar Wajib ini terdapat dalam Al Qur’an, salah satunya yaitu terdapat di surat Al Baqoroh dan Surat Ali Imran.

Adapun huruf hijaiyah yang paling sering ketemu dengan nun sukun dalam satu kata [satu kalimat dalam keadaan tersambung] yaitu Huruf Waw dan Huruf Ya.

 

نْوَ- نْيَ

Untuk huruf lain yaitu Nun dan Mim dalam Al Qur’an tidak pernah bertemu dalam keadaan sambung /satu kata. Jadi untuk kasus Nun Sukun bertemu Nun dan bertemu Mim seperti berikut adalah mustahil [dalam satu kata]:

 

نْمَ – نْنَ.

Jenis Idzhar Wajib / Mutlak

Dalam Al Qur’an, idzhar wajib / mutlak ada 4 yaitu :

 

1.         dunyaa           

دُنْيَا

2.         bunyaanun     

بُنْيَانٌ

3.         qinwaanun      

قِنْوَانٌ

4.         qinwaanun      

صِنْوَانٌ

Di dalam Al-Quran, ciri-ciri dari idzhar wajib apabila tidak ada tanda tasydid di atas huruf Nun (ن) dan huruf Ya (ي) ketika ketemu dengan dengan Nun Sukun (نْ).

 

contoh-hukum-izhar-wajib-dan-pengertian

 

CIRI UTAMA

Apabila huruf nun yang disukun ( نْ ) tersebut terpisah dengan huruf Ya  dan waw ( ي ـ و ), maka hukum bacaan yang berlaku dalam kasus ini adalah hukum Idgham Bighunnah, dan harus dibaca dengan berdengung.

Apabila huruf Nun yang disukun dan huruf tersebut tersambung atau dalam satu katadengan huruf Ya  dan waw ( ي ـ و ), maka hukum bacaan yang berlaku adalah hukum Izhar Wajib, dan harus dibaca jelas / terang dan tidak dengung.

Contoh Ayat Al Qur’an  yang mengandung hukum Izhar Wajib (Mutlaq):

1.  Untuk Dunyaa (دُنْيَا) Terdapat dalam Surat Ash Shafat ayat : 6, dunyaa dalam bahas Indonesia artinya dunia

 

contoh dunya di Al Qur'an idzhar wajib

 

2.  Untuk Dunyaa (بُنْيَانٌ) Terdapat dalam Surat Ash Shaf ayat : 4, bunyaanun dalam bahasa Indonesia artinya bangunan

 

contoh bunyaanun di Al Qur'an idzhar wajib

 

3.  Untuk qinwaanun (قِنْوَانٌ) Terdapat dalam Surat Al An’am  ayat : 99, qinwaanun dalam bahasa Indonesia artinya tangkai-tangkai

 

contoh qinwaanun di Al Qur'an idzhar wajib

4.  Untuk shinwaanun (صِنْوَانٌ) terdapat dalam Surat Ar Ra’d ayat 4, shinwanun dalam bahasa Indonesia artinya bercabang

 

contoh shinwaanun di Al Qur'an idzhar wajib

Mendalami Kitab Klasik Aqoid Diniyah Juz 4


Mata Pelajaran            : Aqidah (Durus Al-Aqāid Ad-Diniyyah Juz 4)

Materi                          : Mempelajari Sifat Allah Qidam

Pemateri                      : Ust.Khosim, S.H.

 

Sifat Mustahil Allah Sifat mustahil Allah merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah. Sifat mustahil Allah artinya tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT. Sifat wajib bagi Allah itu ada 20 sifat. Dengan demikian, sifat mustahil bagi Allah pun ada 20 sifat. Berikut ini penjelasannya dikutip dari modul Pendidikan Agama Islam kelas III dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud):

 1. Adam Adam artinya tidak ada. Allah mustahil bersifat adam. Allah tidak mungkin tidak ada. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaan Allah. Tidak mungkin alam semesta ini ada jika Allah tidak ada. Dengan demikian, Allah mustahil bersifat ‘adam. Firman Allah SWT: خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَـقِّ‌ؕ تَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ‏ Khalaqas samaawaati wal arda bilhaqq; Ta'aalaa 'ammaa yushrikuun Artinya: "Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan". (QS. An-Nahl: 3)

 2. Hudus Hudus artinya baru. Allah mustahil bersifat hudus, yakni Allah itu ada sebelum semua makhluk dan ciptaan-Nya ada. Allah itu bersifat terdahulu atau qidam. Tidak mungkin alam semesta ini ada jika tidak ada yang menciptakan. Mengenai ayat Al-Qur'an yang menerangkan Allah itu bersifat terdahulu terdapat pada surah berikut ini: هُوَ الۡاَوَّلُ وَالۡاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالۡبَاطِنُ‌ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ Huwal Awwalu wal'Aakhiru waz Zaahiru wal Baatinu wa huwa bikulli shai'in Aliim Artinya: "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Hadid: 3)

3. Fana Fana artinya tidak kekal. Fana juga dapat diartikan binasa atau rusak. Allah mustahil mempunyai sifat fana. Allah itu kekal dan abadi. Allah tidak ada permulaan dan tidak ada akhir. Allah ada selama-lamanya. Allah berfirman surah berikut ini: وَّيَبۡقٰى وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو الۡجَلٰلِ وَالۡاِكۡرَامِ‌ۚ Wa yabqoo wajhu rabbika zul jalaali wal ikraam Artinya: "Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS. Ar-Rahman: 27)

4. Mumassalatu lil Hawadis Mumassalatu lil Hawadis artinya Allah serupa dengan makhluk. Allah mustahil serupa dengan makhluknya. Allah itu berbeda dengan makhluknya, baik zat, sifat, ataupun perbuatannya. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah. Firman Allah SWT: وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas: 4)

 5. Muhtajun Ligairihi Muhtajun Ligairihi artinya berdiri dengan yang lain atau membutuhkan yang lain. Allah itu tidak membutuhkan bantuan sesuatu apapun. Allah itu berdiri sendiri atau qiyamuhu binafsihi. Allah itu Maha Sempurna dan Maha Berdiri Sendiri. Allah SWT berfirman: وَمَنۡ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفۡسِهٖؕ اِنَّ اللّٰهَ لَـغَنِىٌّ عَنِ الۡعٰلَمِيۡنَ Wa man jaahada fainnamaa yujaahidu linafsih; innal laaha laghaniyyun 'anil 'aalamiin Artinya: "Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam". (QS. Al-Ankabut: 6)

 6. Ta‘addud Ta‘addud artinya berbilang. Allah mustahil bersifat ta‘addud. Allah itu tidak berbilang. Allah itu esa atau tunggal. Dengan keesaan-Nya inilah Allah tidak memerlukan pertolongan dari siapapun dan apapun.

7. ‘Ajzun ‘Ajzun artinya lemah. Allah mustahil bersifat ‘ajzun. Allah itu berkuasa atau qudrat. Allah tidak mungkin mempunyai sifat lemah meskipun hanya sedikit. Tidaklah mungkin ada alam semesta beserta isinya jika Allah itu lemah. Mengenai sifat kekuasaan Allah tersebut terdapat dalam surah berikut: يَكَادُ الۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ اَبۡصَارَهُمۡ‌ؕ كُلَّمَاۤ اَضَآءَ لَهُمۡ مَّشَوۡا فِيۡهِ وَاِذَاۤ اَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُوۡا‌ؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَاَبۡصَارِهِمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaaa adaaa'a lahum mashaw fiihi wa izaaa azlama 'alaihim qoomuu; wa law shaaa'al laahu lazahaba bisam'ihim wa absaarihim; innal laaha 'alaa kulli shai'in Qadiir Artinya: "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 20)

8. Karahah Karahah artinya terpaksa. Allah mustahil bersifat karahah. Allah itu bersifat berkehendak atau iradat. Allah tidak terpaksa dalam melaksanakan apa yang Dia kehendaki. Allah berfirman: فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيۡدُ Fa' 'aalul limaa yuriid Artinya: "Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki". (QS. Al-Buruj: 16)

9. Jahlun Jahlun artinya bodoh. Allah mustahil mempunyai sifat bodoh. Sebaliknya, Allah itu penguasa ilmu. Allah itu Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tidak ada yang dapat bersembunyi dari Allah. Allah berfirman dalam surah berikut ini: اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hujurat: 18)

10. Mautun Mautun artinya mati. Allah mustahil bersifat mautun. Allah itu bersifat hayat atau hidup. Allah tidak akan pernah mati. Allah akan selalu hidup. Hidup Allah bersifat kekal. Dengan demikian sangat tidak mungkin Allah bersifat mautun atau mati. Allah SWT berfirman: وَتَوَكَّلۡ عَلَى الۡحَـىِّ الَّذِىۡ لَا يَمُوۡتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهٖ‌ ؕ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوۡبِ عِبَادِهٖ خَبِيۡرَ ا‌ Wa tawakkal 'alal Haiyil lazii laa yamuutu wa sabbih bihamdih; wa kafaa bihii bizunuubi 'ibaadihii khabiiraa Artinya: "Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya". (QS. Al-Furqan: 58)

11. Summun Summun artinya tuli. Allah mustahil bersifat summun. Allah itu Maha Mendengar. Allah mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tidak ada yang luput dari pendengarannya. Tidak mungkin Allah tidak mendengar walau hanya sedikit pun. Allah berfirman dalam surah berikut ini: ‌ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ... .....innaka Antas Samii'ul Aliim Artinya: "......Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 127)

12. ‘Umyun ‘Umyun artinya buta. Allah mustahil bersifat ‘umyun. Allah itu tidaklah buta, Allah bersifat basar atau melihat. Allah maha melihat. Allah melihat segala yang nampak dan segala yang tersembunyi. Tidak ada sesuatu apapun yang luput dari penglihatan-Nya. اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hujurat: 18)

13. Bukmun Bukmun artinya bisu. Mustahil Allah bersifat bisu. Sebaliknya, Allah mempunyai sifat kalam yang artinya beriman. Jika Allah bisu, tidak mungkin Allah menurunkan wahyu kepada para nabi. Firman Allah SWT: وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوۡسٰى تَكۡلِيۡمًا..... ....wa kallamallaahu Muusaa takliimaa Artinya: "....Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung". (QS. An-Nisa: 164)

14. Ajzan Ajzan artinya yang lemah. Allah mustahil bersifat ajzan. Allah itu Maha berkuasa. Tidak mungkin Allah itu lemah. Segala sesuatu yang terjadi itu atas kehendak dan kekuasaan Allah. Allah pun tidak memerlukan bantuan siapapun. Jadi, Allah mustahil bersifat ajzan.

15. Karihan Karihan artinya yang maha terpaksa. Allah tidaklah mungkin bersifat karihan karena Allah itu Maha Berkehendak. Semua yang ada di alam semesta ini terjadi atas kehendak Allah. Allah tidak merasa terpaksa melakukannya.

16. Jahilun Jahilun artinya yang maha bodoh. Allah tidak mungkin bersifat jahilun. Allah itu Maha Mengetahui, semua ilmu itu bersumber pada Allah Swt.

17. Mayyitun Mayyitun artinya yang maha mati. Allah itu hidup kekal abadi, tidak ada awal dan tidak ada akhir. Allah tidak akan pernah mati. Bahkan, Allah itu tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa. Allah pun tidak pernah merasa lelah. Jadi, mustahil Allah bersifat mayyitun.

18. ‘Asamma ‘Asamma artinya yang maha tuli. Allah itu Maha Mendengar bahkan yang paling tersembunyi sekalipun. Allah mendengar apa yang tidak kita dengar. Allah tidak mungkin bersifat maha tuli.

19. A‘ma A'ma artinya maha buta. Allah tidak mungkin bersifat a'ma. Allah itu Maha Melihat. Allah melihat semua ciptaan-Nya tanpa terkecuali. Allah pun dapat melihat apa yang tersembunyi di dalam hati.

20. Abkama Abkama artinya maha bisu. Allah mustahil mempunyai sifat abkama. Allah itu justru mempunyai sifat mutakalliman atau Maha Berfirman.

Pentingnya Belajar Fiqih Dalam Beribadah (Mabadi Fiqh Juz 2)

 


  Mata Pelajaran            : Fiqih (Mabadi Fiqh Juz 2)

Materi                          : Fardhu wudhu

Pemateri                      : Ust. Muwato, M.Pd.

 

Fardhu wudhu ada enam:

 (1) niat,

(2) membasuh muka,

 (3) membasuh kedua tangan beserta kedua siku,

 (4) mengusap sebagian kepala,

(5) membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki,

 (6) tertib

Mata Pelajaran :Tarikh (Khulasoh Nurul Yaqin Juz 1)


Materi                          : Perjalanan Nabi saw yang Kedua ke Syam

Pemateri                      : Ust. Nur Kadiq, S.Pd.I.

 

 

– Ketika berumur 25 tahun Beliau saw kembali berlayar ke Syam dengan membawa dagangan Siti Khadijah

– Siti Khadijah adalah seorang perempuan yagn mulia, kaya raya dan ia menggaji beberapa orang laki-laki untuk menjalankan dangangannya

– Siti Khadijah memilih Nabi saw untuk pekerjaan itu dikarenakan ia pernah mendengar tentang kejujuran Beliau saw dan ahlak Beliau saw yang sangat mulia

– Pelayan Beliau yang bernama Maisaroh ikut bersama Nabi saw untuk berjualan di sana, dan ketika pulang mereka membawa keuntungan yang melimpah * {ada yang mengatakan: Pendeta Nasthura melihat Nabi saw dalam Perjalanan ini, sehingga dia tahu Beliaulah saw Nabi yang dinanti-nantikan}

 

Ringkasan

 

Nabi pergi ke Syam kedua kalinya ketika berumur 25 tahun dengan membawa dagangan Siti Khadijah, Siti Khadijah adala perempuan yagn mempunyai kekayaan dan kemuliaan ahlak, ikut bersama Beliau saw pelayan yang bernama Maisaroh

Wednesday, 1 September 2021

Belajar Bahasa Ahli Surga (Arab) Dengan Nahwu Shorof


Mata Pelajaran            : Shorof (Jurmiyah)

Materi                          : istisna’

Pemateri                      : Ust. Yunus, S.E.I.

 

Pengertian istisna’

Dalam bahasa arab, Istisna’ berfungsi untuk mengecualikan sesuatu. Istisna’ adalah mengecualikan sesuatu dari kelompoknya dengan bantuan alat atau adat istisna’. misalnya saya berkata “para siswa telah hadir kecuali muhammad”, nah kalimat barusan merupakan contoh kalimat istisna’, dimana kata “muhammad disitu disebut mustasna, dan kata “kecuali” merupakan adat/alat istisna’, dan kata “para siswa” disebut mustasna minhu. Adapun pengertian dari istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

 

Pengertian mustasna

الْمُسْتَثْنَى هُوَ اسْمٌ مَنْصُوْبٌ يَقَعُ بَعْدَ أَدَاةٍ مِنْ أَدَوَاتِ الْإِسْتِثْنَاءِ لِيُخَالِفَ مَا قَبْلَهَا فِيْ الْحُكْمِ (فؤاد نعمة، ملخص قواعد اللغة العربية(مصر: نهضة مصر) ص. 79)

 

Mustasna adalah isim manshub yang terletak dibelakang salah satu adat istisna’ untuk menyelisihi kalimat sebelumnya dari segi hukum.

 

Istilah lebih mudahnya mustasna adalah sesuatu yang dikecualikan

 

Pengertian mustasna minhu

الْمُسْتَثْنَى مِنْهُ هُوَ اسْمٌ يَقَعُ قَبْلَ أَدَاةِ الْإِسْتِثْنَاءِ (فؤاد نعمة، ملخص قواعد اللغة العربية(مصر: نهضة مصر) ص. 79)

 

pengertian istisna'

Mustasna minhu adalah isim yang terletak sebelum adat istisna’.

Istilah lebih mudahnya mustasna adalah sesuatu atau kelompok yang mustasna merupakan bagian darinya, atau anggotanya.

 

Pengertian adat istisna’

Adat/alat istisna’ adalah alat yang digunakan untuk mengecualikan

 

Contoh istisna’

Artinya

 

Contoh kalimat  istisna’

 

Para lelaki telah berdiri kecuali zaid

 

قَامَ الرِّجَالُ إِلَّا زَيْدًا

 

Para siswa telah datang kecuali 2 orang

 

حَضَرَ الطُّلَّابُ إِلَّا طَلِبَيْنِ

 

Umat islam telah shalat jum’at kecuali yang sakit

 

صَلَّى الْمُسْلِمُوْنَ الْجُمُعَةَ غَيْرَ الْمَرِيْضِ

 

Para pesawat telah kembali, kecuali satu pesawat.

 

عَادَتِ الطَّائِرَةُ عَدَا طَائِرَةً

 

Para pekerja telah pulang kerumah mereka kecuali muhammad

 

رَجَعَ الْعُمَّالُ إِلَى بَيْتِهِمْ عَدَا مُحَمَّدٍ

 

Para siswa telah lulus ujian kecuali kamu

 

نَجَحَ الطُّلَّابُ فِيْ الْإِمْتِحَانِ سِوَىكَ

 

 

 

Macam-macam istisna’

Istisna’ terbagi menjadi 2 ditinjau dari keterkaitan antara mustasna dengan mustasna minhu, yaitu istisna’ muttashil dan istisna’ munqathi’.

 

Istisna’ muttashil adalah istisna’ yang mustasnanya sejenis dengan mustasna minhu. Contoh:

 

قَامَ الرِّجَالُ إِلَّا زَيْدًا

 

Para lelaki telah berdiri kecuali zaid

 

Pada contoh diatas, mustasnanya adalah زَيْدًا sedangkan mustasna minhunya adalah الرِّجَالُ. Keduanya saling terkait karena mereka sejenis. Maksudnya adalah zaid termasuk laki-laki.

 

Istisna’ munqathi’ adalah istisna’ yang mustasnanya berlainan sejenis dengan mustasna minhu. Contoh:

 

نَامَ سُكَّانُ الْقَرْيَةِ إِلَّا بَقَرَاتِهِمْ

 

Para penduduk desa telah tidur kecuali sapi-sapi mereka

 

Pada contoh diatas, mustasnanya adalah بَقَرَاتِهِمْ sedangkan mustasna minhunya adalah  سُكَّانُ الْقَرْيَةِ. Keduanya tidak saling terkait karena yang satu berupa manusia, sedangkan satunya berupa hewan yaitu sapi.

Akhlak; Kunci Kesuksesan Dunia Akhirat (Kitab Washoya Al-Abaa' Lil Abnaa')

Mata Pelajaran            : Akhlak (Washoya Al-Abaa' Lil Abnaa')

Materi                          : hak dan kewajiban kita terhadap Allah dan rasulnya

Pemateri                      : Ust. Setyo Darussalam, S.Pd.I.

 

​Wahai anakku, ketika engkau merasa benar dalam berbakti pada ayah ibumu, maka sesungguhnya kewajiban kedua orang tuamu terhadap dirimu lebih berat dari itu semua, yang kewajiban itu nanti akan dilipat gandakan atas dirimu: “Maka janganlah kamu katakan pada keduanya perkataan ’’ah’’ dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkanlah pada mereka perkataan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya serta berdo’alah: “Wahai Rabbku, kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana keduanya mengasihani aku diwaktu kecil.” (QS. Al Israa: 23-24).

 

 

 Wahai anakku, lihat dan ambilah teladan dari seorang bayi serta kasih sayang orang tuanya pada anak itu. Dan lihatlah susah payah kedua orang tua dalam memelihara kesehatan anaknya, memberi makan dan minum serta menjaganya siang dan malam, di saat sehat maupun sakit. Sekarang engkau tahu, betapa beratnya tanggung jawab orang tuamu dalam mendidik dan membesarkanmu hingga engkau tumbuh dewasa.

 

 

 Wahai anakku, sungguhnya saat ini dirimu dikala Allah menolongku untuk menunjukkanmu jalan yang benar tidak dapat memungkiri kenikmatan pemberian orang tuamu yang tak pernah kikir dalam memberimu nafkah dengan seluruh kemanpuan yang mereka miliki. Seandainya orang tuamu tidak mau memberi nafkah, tentu engkau tidak mendapat kesempatan belajar di sekolah bersama teman-temanmu.

 

 

 Wahai anakku, setiap orang tentu ingin dirinya dapat mencapai derajat yang tinggi, berkedudukan, serta dicintai Allah dan seluruh umat manusia. Mereka selalu berharapan kedudukannya melebihi segala yang ada. Tetapi orang tua lebih menyukai bila anaknya dapat mencapai kedudukan (derajat) yang lebih tinggi dan penghormatan yang lebih mulia dari mereka. Lalu kewajiban apakah yang harus engkau perbuat terhadap orang yang mendahulukan kepentingan pribadinya, yang selalu mengharapkan kebaikan dirimu lebih dari harapanmu sendiri?

 

 

 Wahai anakku, takutlah engkau membuat kemarahan kedua orang tuamu. Karena sesungguhnya murka orang tuamu adalah murka Allah juga. dan barangsiapa membuat Allah murka (karena membuat kemarahan orang tua), maka dia akan merugi dunia akhirat.

 

 

Wahai anakku, taatilah perintah ayah ibumu, janganlah sekali-kali membantahnya, kecuali bila mereka memerintahkanmu untuk ingkar pada Rabbmu:

 

 

“Tidak ada taat kepada makhluk (sekalipun orang tua sendiri), didalam melakukan maksiat (dosa) kepada Khalik (Allah).” (Hadis syarif diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Hakim dari Imran bin Husain dan Hakam bin Amrin Al-Ghiffari ra.).

 

 

“Dan kami perintahkan pada manusia berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu.”

 

 

“Dan jika keduanya memaksamu untuk memper sekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, janganlah kamu ikut keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali pada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka akan Ku-beritakan padamu apa yang telah kamu perbuat.” (QS. Luqman: 14-15).

 

 

 Wahai anakku, sesungguhnya orang yang paling menyayangimu adalah ayah ibumu yang telah mendidik dan memeliharamu sejak kecil sampai engkau tumbuh dewasa, menjadi seorang pelajar dan menuntut ilmu pengetahuan islam. Karena itu terimalah nasihat dan petuahnya, karena orang tuamu lebih mengetahui sesuatu yang akan engkau hadapi dari pada dirimu sendiri. Dan orang tuamu lebih mengetahui sesuatu yang membawa sifat manfaat atau mudlarat atas dirimu. Sungguh, Allah-lah yang menguasai dan memberi petunjuk, pertolongan serta kemashlahatan (kebaikan) dirimu.

Menggali Dasar Islam Yang Ke-Dua (Kitab Bulughul Marom)

 Mata Pelajaran            : Hadist (Bulughul Marom)

Materi                          : Larangan bersuci menggunakan air bekas

Pemateri                      : Ust. Ahmad Yazid, S.Pd.I.

 

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ الْلَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – – لَا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ والْفِضَّةِ، وَلَا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الْآخِرَةِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

 

Dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum dengan bejana yang terbuat dari emas dan perak. Janganlah pula kalian makan dengan piring yang terbuat dari emas dan perak. Karena barang-barang itu untuk mereka di dunia, sedangkan untuk kalian di akhirat.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5426 dan Muslim, no. 2067]

Belajar Membaca Al-Quran Dengan Alat Kitab Tuhfatl Athfal

  Mata Pelajaran            : Tajwid (Tuhfatl Athfal)

Materi                          : Ikhfa Haqiqi

Pemateri                      : Ust. Luqman, S.H.I.

 

Haqiqi dalam ikhfa artinya adalah menyamarkan atau membunyikan huruf nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) ke dalam huruf-huruf ikhfa yang ada di awal. Cara membaca ikhfa haqiqi adalah dengan menyamarkan nun mati atau tanwin dengan mendengung sepanjang dua hingga tiga harakat.

Yang termasuk huruf-huruf ikhfa haqiqi adalah kaf ( ك ), qaf ( ق ), fa' ( ف ), zha ( ظ ), tha ( ط ), dhad ( ض ), shad ( ص ), syin ( ش ), sin ( س ), za' ( ز ), dzal ( ذ ), dal ( د ), jim ( ج ), tsa' ( ث ), dan ta' ( ت ). Berikut adalah contoh membacanya:

 

· وَ مِنْ دُوْنِهِمَا جَنَّتٰنِ

 

Dibaca: Waminng duunihimaa jannataan

 

Alasan:Nun mati/sukun (نْ) bertemu dengan huruf dal ( د )

 

· اِنْ كُنْتُمْ

 

Dibaca: In kunngtum

 

Alasan: Nun mati/sukun (نْ) bertemu dengan huruf kaf ( ك )

 

· بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

 

Dibaca: Biqalbinng salimin

 

Alasan: Tanwin ( ـــٍ ) bertemu dengan huruf sin ( س )

Menyelami Kitab Klasik Aqoid Diniyah Juz 2

Mata Pelajaran            : Aqidah (Aqoid Diniyyah juz 2)

Materi                          : 20 sifat mustahil bagi Allah

Pemateri                      : Ust. Ahmad Khosim, S.H.I.

 

Berikut ini terdapat 20 sifat mustahil bagi Allah SWT yang perlu diketahui oleh umat Islam.

 

1. Adam

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT memiliki sifat wujud yang berarti zat yang pasti ada. Oleh karena itu, mustahil jika Allah SWT memiliki sifat adam atau yang berarti tiada. Hal ini tercantum dalam surat berikut ini.

 

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

 

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-A'raf: 54)

 

2. Hudust

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT memiliki sifat qidam, yang berarti terdahulu. Allah SWT sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum dunia ini ada. Oleh karenanya, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat hudust. Pengertian Hudust adalah permulaan atau ada yang mendahului. Sifat mustahil ini tercantum dalam surat berikut.

 

هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

 

Artinya: "Dia-lah Yang Maha awal yang sebelumNya tidak ada sesuatu, Maha akhir yang sesudah-Nya tidak ada sesuatu, Maha Zhahir yang di atas-Nya tidak ada sesuatu, Maha batin yang tidak ada sesuatu pun yang lebih tidak terjangkau dari-Nya. Tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang samar bagi Allah. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hadid: 3)

 

 

3. Fana

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Semua makhluk di dunia akan mengalaminya, kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT memiliki sifat baqa yang artinya kekal. Allah SWT tidak memiliki sifat fana yang artinya sementara, binasa, atau tidak kekal. Hal ini tertuang dalam surat berikut.

 

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦)  وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧

 

Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)

 

 

وَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

 

Artinya: “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qashash: 88)

 

4. Mumatsalatu Lilhawaditsi

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Kebalikan dari sifat Allah SWT mukholafatul lilhawaditsi, yang berarti berbeda dengan makhluknya. Mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat mumatsalatu lilhawaditsi. Sifat Mumatsalatu lilhawaditsi berarti menyerupai makhluknya.

 

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

 

Artinya: “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4)

 

 

5. Ihtiyaju Lighairihi

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT merupakan Zat Yang Maha segalanya. Dia adalah zat yang dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan bantuan siapa pun. Mustahil baginya bergantung pada makhluk lain karena Dia adalah yang berkuasa atas semua hal yang ada di dunia. Maka dari itu, mustahil jika Allah SWT memiliki sifat ihtiyaju lighairihi.

 

وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ وَلِىٌّ مِّنَ ٱلذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًۢا

 

Artinya: “Dan katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.’” (QS. Al-Isra: 111)

 

إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

 

Artinya: "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Al-Ankabut: 6)

 

6. Ta'adud

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT merupakan Tuhan yang esa, yakni hanya Dia satu-satunya yang patut kita sembah. Maka dari itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat ta'adud atau berjumlah lebih dari satu. Keesaan Allah SWT dapat kita temukan dalam ayat Alquran berikut ini.

 

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

 

Artinya: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

 

7. Ajzun

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT adalah zat yang Maha Kuasa. Atas kekuasaannya, Dia mampu melakukan segala sesuatu yang bahkan di luar akal sehat manusia. Sangat mustahil jika Allah SWT memiliki sifat ajzun atau lemah. Sebab, Allah SWT dengan mudah melakukan apa pun atas kuasa yang dimiliki-Nya.

 

يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

 

Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu."

 

8. Karahah

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT tidaklah mungkin memiliki sifat karahah atau yang berarti terpaksa, tidak atas kehendak sendiri. Padahal, seperti kita yakini, Allah SWT dapat melakukan apa pun sesuai dengan kehendak-Nya. Jika Allah SWT sudah berkehendak, maka tak ada yang dapat mencegahnya.

 

خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ

 

Artinya: "Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki." (QS. Hud: 107)

 

 

إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

 

Artinya: "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." (QS. Yasin: 82)

 

9. Jahlun

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Jahlun merupakan kebalikan dari sifat 'ilmun. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat jahlun atau bodoh. Tentunya Allah SWT Maha Mengetahui apa saja yang ada di bumi, baik yang tampak maupun tidak tampak dalam penglihatan manusia.

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ

 

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaf: 16)

 

10. Maut

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Tidak seperti manusia, Allah SWT akan kekal dan tidak dapat mati. Jelas saja sangat mustahil jika Allah SWT memiliki sifat maut atau dapat mati. Sebab, Allah SWT bersifat kekal. Hal ini tertuang dalam ayat Alquran sebagai berikut.

 

يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

 

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al-Baqarah: 255)

 

وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا

 

Artinya: "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Furqan: 58)

 

11. Shamamun

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT Maha Mendengar semua hal yang ada di dunia ini. Baik itu yang kita ucapkan, maupun perkataan yang hanya kita bisikan dalam hati. Allah SWT mendengar semua itu. Oleh sebab itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat shamamun yang berarti tuli atau tidak mendengar.

 

Sifat mustahil shamamun ini tertuang dalam Alquran Surat Asy-Syura ayat 11 dan Surat Al-Maidah ayat 76 yang berbunyi sebagai berikut.

 

فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَمِنَ ٱلْأَنْعَٰمِ أَزْوَٰجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

 

Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)

 

قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

 

Artinya: "Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Maidah: 76)

 

12. Ama

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Selain Maha Mendengar segala sesuatu, Allah SWT juga Maha Melihat. Allah SWT dapat melihat semua hal, baik yang terpampang secara kasat mata, maupun yang disembunyikan. Sehingga, Allah SWT mustahil memiliki sifat ama atau buta. Tak ada satu hal kecil pun yang luput dari penglihatan Allah SWT.

 

Sifat mustahil ama pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 18 dan Surat Al-Baqarah ayat 265 yang berbunyi sebagai berikut.

 

إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

 

Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)

 

وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

 

Artinya: "Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (QS. Al-Baqarah: 265)

 

13. Bakamun

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT tidaklah bisu. Dia selalu berfirman yang firmannya menjadi tuntunan dan pegangan hidup manusia di dunia. Jadi, Allah SWT mustahil memiliki sifat bakamun yang artinya bisu.

 

Sifat mustahil bakamun pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 143 dan Surat An-Nisa ayat 164 yang berbunyi sebagai berikut.

 

وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِىٓ أَنظُرْ إِلَيْكَ ۚ

 

Artinya: "Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya." (QS. Al-A'raf: 143)

 

وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَٰهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

 

Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." (QS. An-Nisa: 164)

 

14. Kaunuhu Ajiza

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Kaunuhu ajizan memiliki arti lemah yang merupakan kebalikan dari sifat qadiran yang berarti kuasa. Allah SWT tidaklah lemah, sebab hanya Dia-lah yang berkuasa atas segala urusan di dunia ini.

 

Sifat mustahil kaunuhu ajizan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 20 yang berbunyi sebagai berikut.

 

يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

 

Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 20)

 

15. Kaunuhu mukrihan

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT dapat melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya. Jika Allah SWT sudah berkehendak, maka tak ada yang dapat menghentikannya. Adalah mustahil jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu mukrihan yang berarti terpaksa atau tidak atas kehendak sendiri.

 

Sifat mustahil kaunuhu mukrihan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Hud ayat 107 yang berbunyi sebagai berikut.

 

خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ

 

Artinya: "Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki." (QS. Hud: 107)

 

16. Kaunuhu jahilan

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT memiliki sifat yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Pengetahuannya amatlah luas, sehingga tiada yang menandinginya. Sangat mustahil jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu jahilan yang artinya bodoh.

 

Sifat mustahil kaunuhu jahilan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 176 yang berbunyi sebagai berikut.

 

يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ ٱللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِى ٱلْكَلَٰلَةِ ۚ إِنِ ٱمْرُؤٌا۟ هَلَكَ لَيْسَ لَهُۥ وَلَدٌ وَلَهُۥٓ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ ۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ إِن لَّمْ يَكُن لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَإِن كَانَتَا ٱثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا ٱلثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ ۚ وَإِن كَانُوٓا۟ إِخْوَةً رِّجَالًا وَنِسَآءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ ٱلْأُنثَيَيْنِ ۗ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّوا۟ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۢ

 

Artinya: "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa: 176)

 

17. Kaunuhu mayitan

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT tidak pernah tidur, lelah, atau mati. Oleh karenanya, sangat tidak mungkin jika Allah SWT memiliki sifat kaunuhu mayitan yang artinya dalam keadaan mati. Allah SWT akan kekal dan tidak akan mati.

 

Sifat mustahil kaunuhu mayitan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Furqan ayat 58 yang berbunyi sebagai berikut.

 

وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا

 

Artinya: "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Furqan: 58)

 

18. Kaunuhu Ashamma

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Pendengaran Allah SWT sangatlah tidak terbatas. Allah SWT dapat mendengar segala suara, baik yang diucapkan, maupun yang terbisik dalam hati. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat kaunuhu ashamma atau yang berarti dalam keadaan tuli, sebab Allah SWT Maha Mendengar.

 

Sifat mustahil kaunuhu ashamma pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 256 dan yang berbunyi sebagai berikut.

 

آ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

 

Artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 256)

 

19. Kaunuhu Ama

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Apa yang kita perlihatkan secara kasat mata atau pun yang kita simpan rapat-rapat, Allah SWT pasti mengetahuinya. Sebab, Allah SWT Maha Melihat segala sesuatu. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifat kaunuhu ama atau yang berarti dalam keadaan buta.

 

Sifat mustahil kaunuhu ama pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 18 yang berbunyi sebagai berikut.

 

إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ بَصِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

 

Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)

 

20. Kaunuhu Abkam

Bukti Kebesaran-Nya, Ini 20 Sifat Mustahil Bagi Allah SWTCanva.com, Edited by Romi Subhan

Allah SWT tidak bisu. Melalui perkataannya yang disampaikan dalam firman dan tertulis di dalam Alquran, menjadi pedoman dan pegangan hidup untuk manusia di dunia.

 

Sifat mustahil kaunuhu abkam pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 164 yang berbunyi sebagai berikut.

 

وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَٰهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

 

Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." (QS. An-Nisa: 164)

 

Itulah tadi sifat mustahil bagi Allah SWT yang patut kita ketahui. Semoga hal ini dapat menambah keimanan kita terhadap Allah SWT.