Mata Pelajaran : Aqidah (Durus Al-Aqāid
Ad-Diniyyah Juz 4)
Materi : Mempelajari Sifat
Allah Qidam
Pemateri : Ust.Khosim, S.H.
Sifat Mustahil Allah
Sifat mustahil Allah merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah. Sifat mustahil
Allah artinya tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT. Sifat wajib bagi Allah itu
ada 20 sifat. Dengan demikian, sifat mustahil bagi Allah pun ada 20 sifat. Berikut
ini penjelasannya dikutip dari modul Pendidikan Agama Islam kelas III dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud):
1. Adam Adam artinya tidak ada. Allah mustahil
bersifat adam. Allah tidak mungkin tidak ada. Segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini merupakan ciptaan Allah. Tidak mungkin alam semesta ini ada jika
Allah tidak ada. Dengan demikian, Allah mustahil bersifat ‘adam. Firman Allah
SWT: خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَـقِّؕ
تَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ Khalaqas samaawaati wal arda bilhaqq;
Ta'aalaa 'ammaa yushrikuun Artinya: "Dia menciptakan langit dan bumi
dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan".
(QS. An-Nahl: 3)
2. Hudus Hudus artinya baru. Allah mustahil
bersifat hudus, yakni Allah itu ada sebelum semua makhluk dan ciptaan-Nya ada.
Allah itu bersifat terdahulu atau qidam. Tidak mungkin alam semesta ini ada
jika tidak ada yang menciptakan. Mengenai ayat Al-Qur'an yang menerangkan Allah
itu bersifat terdahulu terdapat pada surah berikut ini: هُوَ الۡاَوَّلُ وَالۡاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالۡبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ
شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ Huwal Awwalu wal'Aakhiru waz Zaahiru wal Baatinu wa huwa
bikulli shai'in Aliim Artinya: "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir
dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Hadid: 3)
3. Fana Fana artinya
tidak kekal. Fana juga dapat diartikan binasa atau rusak. Allah mustahil
mempunyai sifat fana. Allah itu kekal dan abadi. Allah tidak ada permulaan dan
tidak ada akhir. Allah ada selama-lamanya. Allah berfirman surah berikut ini: وَّيَبۡقٰى وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو الۡجَلٰلِ وَالۡاِكۡرَامِۚ
Wa yabqoo wajhu rabbika zul jalaali wal ikraam Artinya: "Tetapi wajah
Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS.
Ar-Rahman: 27)
4. Mumassalatu lil
Hawadis Mumassalatu lil Hawadis artinya Allah serupa dengan makhluk. Allah
mustahil serupa dengan makhluknya. Allah itu berbeda dengan makhluknya, baik
zat, sifat, ataupun perbuatannya. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah.
Firman Allah SWT: وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara
dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas: 4)
5. Muhtajun Ligairihi Muhtajun Ligairihi
artinya berdiri dengan yang lain atau membutuhkan yang lain. Allah itu tidak membutuhkan
bantuan sesuatu apapun. Allah itu berdiri sendiri atau qiyamuhu binafsihi.
Allah itu Maha Sempurna dan Maha Berdiri Sendiri. Allah SWT berfirman: وَمَنۡ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفۡسِهٖؕ اِنَّ
اللّٰهَ لَـغَنِىٌّ عَنِ الۡعٰلَمِيۡنَ Wa man jaahada fainnamaa yujaahidu
linafsih; innal laaha laghaniyyun 'anil 'aalamiin Artinya: "Dan
barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri.
Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam".
(QS. Al-Ankabut: 6)
6. Ta‘addud Ta‘addud artinya berbilang. Allah
mustahil bersifat ta‘addud. Allah itu tidak berbilang. Allah itu esa atau
tunggal. Dengan keesaan-Nya inilah Allah tidak memerlukan pertolongan dari
siapapun dan apapun.
7. ‘Ajzun ‘Ajzun
artinya lemah. Allah mustahil bersifat ‘ajzun. Allah itu berkuasa atau qudrat.
Allah tidak mungkin mempunyai sifat lemah meskipun hanya sedikit. Tidaklah
mungkin ada alam semesta beserta isinya jika Allah itu lemah. Mengenai sifat
kekuasaan Allah tersebut terdapat dalam surah berikut: يَكَادُ الۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ اَبۡصَارَهُمۡؕ كُلَّمَاۤ اَضَآءَ لَهُمۡ
مَّشَوۡا فِيۡهِ وَاِذَاۤ اَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُوۡاؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ
لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَاَبۡصَارِهِمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ
قَدِيۡرٌ Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaaa adaaa'a lahum
mashaw fiihi wa izaaa azlama 'alaihim qoomuu; wa law shaaa'al laahu lazahaba
bisam'ihim wa absaarihim; innal laaha 'alaa kulli shai'in Qadiir Artinya:
"Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat
itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa
mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 20)
8. Karahah Karahah
artinya terpaksa. Allah mustahil bersifat karahah. Allah itu bersifat
berkehendak atau iradat. Allah tidak terpaksa dalam melaksanakan apa yang Dia
kehendaki. Allah berfirman: فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيۡدُ
Fa' 'aalul limaa yuriid Artinya: "Mahakuasa berbuat apa yang Dia
kehendaki". (QS. Al-Buruj: 16)
9. Jahlun Jahlun
artinya bodoh. Allah mustahil mempunyai sifat bodoh. Sebaliknya, Allah itu
penguasa ilmu. Allah itu Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala sesuatu yang
ada di alam semesta ini. Tidak ada yang dapat bersembunyi dari Allah. Allah
berfirman dalam surah berikut ini: اِنَّ اللّٰهَ
يَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا
تَعۡمَلُوۡنَ Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum
bimaa ta'maluun Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di
langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS.
Al-Hujurat: 18)
10. Mautun Mautun
artinya mati. Allah mustahil bersifat mautun. Allah itu bersifat hayat atau hidup.
Allah tidak akan pernah mati. Allah akan selalu hidup. Hidup Allah bersifat
kekal. Dengan demikian sangat tidak mungkin Allah bersifat mautun atau mati.
Allah SWT berfirman: وَتَوَكَّلۡ عَلَى الۡحَـىِّ
الَّذِىۡ لَا يَمُوۡتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهٖ ؕ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوۡبِ عِبَادِهٖ
خَبِيۡرَ ا Wa tawakkal 'alal Haiyil lazii laa yamuutu wa sabbih bihamdih;
wa kafaa bihii bizunuubi 'ibaadihii khabiiraa Artinya: "Dan bertawakallah
kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.
Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya". (QS. Al-Furqan:
58)
11. Summun Summun
artinya tuli. Allah mustahil bersifat summun. Allah itu Maha Mendengar. Allah
mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tidak ada yang luput
dari pendengarannya. Tidak mungkin Allah tidak mendengar walau hanya sedikit
pun. Allah berfirman dalam surah berikut ini: ؕ
اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ... .....innaka Antas
Samii'ul Aliim Artinya: "......Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha
Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 127)
12. ‘Umyun ‘Umyun
artinya buta. Allah mustahil bersifat ‘umyun. Allah itu tidaklah buta, Allah
bersifat basar atau melihat. Allah maha melihat. Allah melihat segala yang
nampak dan segala yang tersembunyi. Tidak ada sesuatu apapun yang luput dari
penglihatan-Nya. اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ غَيۡبَ
السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ
Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa
ta'maluun Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan
di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hujurat:
18)
13. Bukmun Bukmun
artinya bisu. Mustahil Allah bersifat bisu. Sebaliknya, Allah mempunyai sifat
kalam yang artinya beriman. Jika Allah bisu, tidak mungkin Allah menurunkan
wahyu kepada para nabi. Firman Allah SWT: وَكَلَّمَ
اللّٰهُ مُوۡسٰى تَكۡلِيۡمًا..... ....wa kallamallaahu Muusaa takliimaa
Artinya: "....Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung". (QS.
An-Nisa: 164)
14. Ajzan Ajzan artinya
yang lemah. Allah mustahil bersifat ajzan. Allah itu Maha berkuasa. Tidak
mungkin Allah itu lemah. Segala sesuatu yang terjadi itu atas kehendak dan
kekuasaan Allah. Allah pun tidak memerlukan bantuan siapapun. Jadi, Allah
mustahil bersifat ajzan.
15. Karihan Karihan
artinya yang maha terpaksa. Allah tidaklah mungkin bersifat karihan karena
Allah itu Maha Berkehendak. Semua yang ada di alam semesta ini terjadi atas
kehendak Allah. Allah tidak merasa terpaksa melakukannya.
16. Jahilun Jahilun
artinya yang maha bodoh. Allah tidak mungkin bersifat jahilun. Allah itu Maha
Mengetahui, semua ilmu itu bersumber pada Allah Swt.
17. Mayyitun Mayyitun
artinya yang maha mati. Allah itu hidup kekal abadi, tidak ada awal dan tidak
ada akhir. Allah tidak akan pernah mati. Bahkan, Allah itu tidak pernah tidur
dan tidak pernah lupa. Allah pun tidak pernah merasa lelah. Jadi, mustahil
Allah bersifat mayyitun.
18. ‘Asamma ‘Asamma
artinya yang maha tuli. Allah itu Maha Mendengar bahkan yang paling tersembunyi
sekalipun. Allah mendengar apa yang tidak kita dengar. Allah tidak mungkin
bersifat maha tuli.
19. A‘ma A'ma artinya
maha buta. Allah tidak mungkin bersifat a'ma. Allah itu Maha Melihat. Allah
melihat semua ciptaan-Nya tanpa terkecuali. Allah pun dapat melihat apa yang
tersembunyi di dalam hati.
20. Abkama Abkama
artinya maha bisu. Allah mustahil mempunyai sifat abkama. Allah itu justru
mempunyai sifat mutakalliman atau Maha Berfirman.
No comments:
Post a Comment