Mata Pelajaran : Akhlak (Washoya Al-Abaa' Lil Abnaa')
Materi : hak dan kewajiban
kita terhadap Allah dan rasulnya
Pemateri : Ust. Setyo Darussalam,
S.Pd.I.
Wahai anakku, ketika engkau merasa benar dalam berbakti pada ayah
ibumu, maka sesungguhnya kewajiban kedua orang tuamu terhadap dirimu lebih
berat dari itu semua, yang kewajiban itu nanti akan dilipat gandakan atas
dirimu: “Maka janganlah kamu katakan pada keduanya perkataan ’’ah’’ dan
janganlah kamu membentak mereka, ucapkanlah pada mereka perkataan yang mulia.
Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya serta berdo’alah: “Wahai Rabbku,
kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana keduanya mengasihani aku diwaktu
kecil.” (QS. Al Israa: 23-24).
Wahai anakku, lihat dan ambilah teladan dari seorang bayi serta
kasih sayang orang tuanya pada anak itu. Dan lihatlah susah payah kedua orang
tua dalam memelihara kesehatan anaknya, memberi makan dan minum serta
menjaganya siang dan malam, di saat sehat maupun sakit. Sekarang engkau tahu,
betapa beratnya tanggung jawab orang tuamu dalam mendidik dan membesarkanmu
hingga engkau tumbuh dewasa.
Wahai anakku, sungguhnya saat ini dirimu dikala Allah menolongku
untuk menunjukkanmu jalan yang benar tidak dapat memungkiri kenikmatan
pemberian orang tuamu yang tak pernah kikir dalam memberimu nafkah dengan
seluruh kemanpuan yang mereka miliki. Seandainya orang tuamu tidak mau memberi
nafkah, tentu engkau tidak mendapat kesempatan belajar di sekolah bersama
teman-temanmu.
Wahai anakku, setiap orang tentu ingin dirinya dapat mencapai
derajat yang tinggi, berkedudukan, serta dicintai Allah dan seluruh umat
manusia. Mereka selalu berharapan kedudukannya melebihi segala yang ada. Tetapi
orang tua lebih menyukai bila anaknya dapat mencapai kedudukan (derajat) yang
lebih tinggi dan penghormatan yang lebih mulia dari mereka. Lalu kewajiban
apakah yang harus engkau perbuat terhadap orang yang mendahulukan kepentingan
pribadinya, yang selalu mengharapkan kebaikan dirimu lebih dari harapanmu
sendiri?
Wahai anakku, takutlah engkau membuat kemarahan kedua orang tuamu.
Karena sesungguhnya murka orang tuamu adalah murka Allah juga. dan barangsiapa
membuat Allah murka (karena membuat kemarahan orang tua), maka dia akan merugi
dunia akhirat.
Wahai anakku, taatilah perintah ayah ibumu, janganlah sekali-kali
membantahnya, kecuali bila mereka memerintahkanmu untuk ingkar pada Rabbmu:
“Tidak
ada taat kepada makhluk (sekalipun orang tua sendiri), didalam melakukan
maksiat (dosa) kepada Khalik (Allah).” (Hadis syarif diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dan Hakim dari Imran bin Husain dan Hakam bin Amrin Al-Ghiffari ra.).
“Dan
kami perintahkan pada manusia berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam
dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
tempat kembalimu.”
“Dan
jika keduanya memaksamu untuk memper sekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu
tidak ada pengetahuan tentang itu, janganlah kamu ikut keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali pada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka akan Ku-beritakan
padamu apa yang telah kamu perbuat.” (QS. Luqman: 14-15).
Wahai anakku, sesungguhnya orang yang paling menyayangimu adalah
ayah ibumu yang telah mendidik dan memeliharamu sejak kecil sampai engkau
tumbuh dewasa, menjadi seorang pelajar dan menuntut ilmu pengetahuan islam.
Karena itu terimalah nasihat dan petuahnya, karena orang tuamu lebih mengetahui
sesuatu yang akan engkau hadapi dari pada dirimu sendiri. Dan orang tuamu lebih
mengetahui sesuatu yang membawa sifat manfaat atau mudlarat atas dirimu.
Sungguh, Allah-lah yang menguasai dan memberi petunjuk, pertolongan serta
kemashlahatan (kebaikan) dirimu.
No comments:
Post a Comment