Mata Pelajaran : Shorof (Jurmiyah)
Materi : Marfuatil Asma (Isim yang dibaca Rafa')
Pemateri : Ust. Yunus, S.E.I.
MARFUATUL
ASMA [مَرْفُوْعَةُ الأسْمَاءِ] (Isim-Isim yang Dibaca
Rofa) dalam Ilmu Nahwu
Rofa'
ialah keadaan dimana sebuah kata dibaca dengan harokat dhommah, ataupun
di akhir kata ada huruf wawu, alif,atau nun, yang adalah tanda-tanda
rofa' tersebut sendiri. (baca lebih
mendetail tentang rofa' dan
tanda-tandanya di sini: Tanda-tanda i'rob rofa' (عَلاَمَاتُ
الرَّفْعِ) dalam ilmu nahwu).
Adapun
isim-isim yang dibaca rofa' terdapat 7
posisi:
1.
Fa'il
2.
Naibul Fa'il
3.
Mubtada'
4.
Khobar
5.
Isim Kaana
6.
Khobar Inna
7.
Tawaabi' lil Marfu'/pengikut dari yang di-rafa’-kan, yakni ada empat :
Na'at
(Sifat)
Athaf
(Penyambung)
Taukid
(Penguat)
Badal
(Pengganti)
1.
FA'IL
Fa’il
ialah isim marfu’ yang terletak
sesudah fi’il ma’lum (kata kerja yang
subjeknya disebutkan dalam kalimat) untuk mengindikasikan pelaku dari sebuah pekerjaan.
Contoh:
ضَرَبَ عَلِيٌّ
الْكَلْبَ (Ali sudah memukul anjing)
Contoh
di atas sudah jelas sekali bahwa fa'il 'عَلِيٌّ' dibaca rofa' dengan tanda rofa'nya yaitu dhommah yang nampak
di akhir kata.
kapnya
tentang FA'IL di sini: Fa'il
2.
NAIBUL FA'IL
Naibul
fa’il ialah isim marfu’ yang terletak
sesudah fi’il majhul (kata kerja yang
subjeknya disembunyikan dan diganti dengan objeknya yang kemudian objek
tersebut disebut juga dengan Naibul fa'il, dalam bahasa Indonesia dinamakan
kalimat pasif) untuk mengindikasikan
orang yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
ضُرِبَ
الْكَلْبُ (Anjing tersebut telah dipukul)
contoh
di atas sebenarnya bentuk lain dari contoh di poin pertama, hanya saja fi'il
yang ada pada contoh kedua ini menggunakan fi'il majhul, sehingga kata الْكَلْبُ yang tadinya menjadi maf'ul (objek) sekarang menjadi Naibul
Fa'il dan mempunyai kedudukan rofa' sama halnya seperti fa'il karena ia
mewakili fa'il sesuai dengan namanya (NAIBUL FA'IL=Pengganti Fa'il)
3.
MUBTADA' & KHOBAR
Mubtada’
ialah isim marfu’ yang seringkali ada di
mula kalimat (Subyek)
Khobar
ialah sesuatu yang bisa menyempurnakan arti mubtada’ (Predikat)
Contoh:
مُحَمَّدٌ
طَبِيْبٌ (Muhammad ialah seorang dokter)
مُحَمَّدٌ --> MUBTADA'
طَبِيْبٌ --> KHOBAR
Penjelasan
yang diikuti contoh di atas tentunya sudah sangat jelas dan simple, intinya
mubtada dan khobar itu selamanya harus dibaca rofa', dalam contoh di atas tanda
rofa' nya adalah dhommah.
4.
ISIM KAANA
Kaana
dan saudari-saudarinya adalah fi’il-fi’il yang masuk pada rangkaian mubtada’ dan khobar sampai-sampai merofa’kan mubtada’ dan menashobkan khobar.
Mubtada’
yang sudah dirofa’kan oleh kaana dan
saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Kaana
Khobar
yang sudah dinashobkan oleh kaana dan
saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Kaana
Contoh:
اللهُ عَلِيْمٌ
: كَانَ اللهُ عَلِيْمًا
اللهُ --> dari MUBTADA' menjadi ISIM KAANA sesudah didahului KAANA
عَلِيْمًا --> KHOBAR KAANA menduduki
posisi manshub sesudah ada KAANA
5.
KHOBAR INNA
Inna
dan saudari-saudarinya adalah huruf
yang masuk pada rangkaian mubtada
dan khobar, sampai-sampai menashabkan
mubtada dan merofa’kan khobar.
Mubtada’
yang sudah dinashabkan oleh inna dan
saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Inna.
Khobar
yang sudah dirofa’kan oleh inna dan
saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Inna.
Sehingga
istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khobar menjadi
khobar inna.
Contoh:
إِنَّ اللهَ
حَكِيْمٌ (Sesungguhnya Allah
ialah Maha Bijaksana)
اللهَ --> ISIM INNA
حَكِيْمٌ --> KHOBAR INNA
6.
TAWABI' LIL MARFU'
Tabi’
ialah kata yang mengekor hukum kata sebelumnya ditinjau dari segi i’rab.
Istilahnya:
اَلْمَتْبُوْعُ = Kata yang diikuti
اَلتَّابِعُ = Kata yang mengikuti
ada
4 macam tabi' (tawabi') :
a. اَلنَّعْتُ —
نَعْتٌ / مَنْعُوْتٌ (NA'AT)
Na’at
ialah tabi’ yang menyifati isim
sebelumnya. Na’at dapat disebut sifat.
Contoh:
جَاءَ إِمَامٌ
عَادِلٌ (Seorang imam yang adil sudah datang)
عَادِلٌ --> NA'AT
إِمَامٌ --> MAN'UT
Antara
Na'at dan Man'ut di atas keduanya mempunyai kedudukan yang sama yaitu rofa'
karena Na'at nya sedang menempati kedudukan fa'il, maka Man'ut juga harus
dibaca rofa'.
b. اَلْعَطْفُ —
عَطْفٌ / مَعْطُوْفٌ ('ATHAF)
‘Athaf
ialah tabi’ yang terletak sesudah huruf-huruf
athaf (huruf-huruf penghubung /
penyambung)
Contoh:
جَاءَ عُمَرُ
وَ عُثْمَانُ (Umar dan Utsman
sudah datang)
عُثْمَانُ --> MA'TUF
وَ --> HURUF 'ATHAF
عُمَرُ --> MA'THUF 'ALAIH
Antara
Ma'tuf dan Ma'tuf 'Alaih harus dibaca sama dalam i'robnya.
c. اَلتَّوْكِيْدُ
— تَوْكِيْدٌ / مُؤَكَّدٌ (TAUKID)
Taukid
ialah tabi’ yang dilafalkan di dalam kalimat guna menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan
dari si pendengar.
Contoh:
جَاءَ
الأُسْتَاذُ نَفْسُهُ (Ustadz tersebut telah datang)
نَفْسُهُ --> TAUKID guna
memperkuat bahwa yang datang adalah الأُسْتَاذُ
d. اَلْبَدَلُ —
بَدَلٌ / مُبْدَلٌ مِنْهُ (BADAL)
Badal
ialah tabi’ yang dilafalkan di dalam sebuah kalimat guna
mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara borongan ataupun sebagiannya saja.
Contoh:
يَجْلِسُ
الأُسْتَاذُ مُحَمَّدٌ
مُحَمَّدٌ =
الأُسْتَاذُ jadi مُحَمَّدٌ ialah BADAL dari الأُسْتَاذُ
No comments:
Post a Comment