Mata Pelajaran : Akhlak (Washoya Al-Abaa' Lil Abnaa')
Materi :
hak dan kewajiban kita terhadap Allah dan rasulnya
Pemateri :
Ust. Setyo Darussalam, S.Pd.I.
Wahai anakku,
sesungguhnya Allah Tabaaraka Wa Ta’ala (yang banyak berkahnya lagi Maha Luhur)
telah menciptakanmu dan menyempurnakan berbagai nikmatnya padamu baik lahir
maupun batin. Tidaklah kau sadari, sesungguhnya awal darimu hanyalah setetes
air (mani) yang memancar kerahim ibumu atas curahan nikmat serta rahmat Rabbmu
engkau lahir dari kandungan ibumu sehingga anak manusia yang sempurna. Allah
menganugrahi dirimu dengan lisan sehingga engkau dapat berbicara, telinga
sehingga dapat mendengar, mata sehingga engkau dapat melihat dan akal sehingga
engkau dapat membeakan yang baik dan buruk. Sesuai dengan firman-Nya: “Dan
Allah telah mengelkuarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
apa-apa, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu
bersyukur.” (QS. An Nahl: 78)
Bukankah Allah
yang telah memberimu berbagai nikmat dan anugerah serta kebaikan dari sisi-Nya
dan Dia pula yang berkuasa mencabut kembali segala nikmat, anugerah dan
kebaikan itu dari sisimu bila engkau melakukan perbuatan yang menyebabkan
murka-Nya.
Wahai anakku,
kewajibanmu yang pertama tehadap Allah Penciptamu yang Maha Luhur dalam segala
hal adalah mengetahui sifat-sifa-Nya yang sempurna, dan bersungguh-bersungguh
dalam taat pada-Nya dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
laranga-Nya. Hendaklah engkau yakin dengan teguh dan mantap bahwa yang engkau
pilih buatmu sendiri. Jangan mengikuti hawa nafsu mengerjakan sesuatu yang
tidak berguna, dan taat pada makhluk, baik mulia ataupun hina (dalam
pandanganmu) sehingga menghalangi dirimu untuk taat dan beribadah pada Rabbmu.
Wahai anakku,
sebagaian dari kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya ialah dengan mengutus
beberapa orang rasul “alaihimussalaatu wasallam” (semoga rahmat dan salam
dicurahkan kepada para utusan), untuk memberi petunjuk kepada manusia dalam
melaksanakan ibadah dan urusan dunia mereka. Rasul terakhir sebagai penutup
ialah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib berkebangsaan Arab dari Bani
Hasyim Shallahu alaihi wasallam (semoga rahmat dan keselamatan selalu dicurahkan
pada beliau). Mentaati perintah rasul Allah yang mulia itu wajib atas dirimu
seperti engkau menaati perintah-perintah Allah yang telah menciptakanmu: “Hai
orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta ulil amri
(pemimpin) diantaramu.” (QS. An Nisa’: 59). “Barangsiapa yang taat pada Allah
dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, dan barangsiapa yang berpaling niscaya akan
diadzab-Nya dengan adzab yang pedih.” (QS. Al Fath: 17).
Wahai anakku,
sesungguhnya Rasulullah saw. Tidak pernah berbicara mengikuti hawa nafsunya,
setiap perintah dan larangannya adalah berdasarkan wahyu Allah. Karena itu taat
kepada Rasulullah merupakan bagian ketaatan kepada Allah yang Maha Bijaksana:
“Katakanlah, jika kamu mencintai Allah, maka ikutillah aku, niscaya Allah akan
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang.” (QS. Ali Imran: 31).
Wahai anaku, tidak
sempurna iman seseorang sebelum cintanya pada Allah dan Rasul-Nya melebihi
kecintaanya terhadap segala sesuatu selain Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah saw.
Telah bersabda: ”Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu sekalian,
sehingga diriku lebih dicintainya daripada orang tua dan anak kandungnya serta
umat manusia seluruhnya.“ (Hadist Riwayat Iman Ahmad, Bukhori, Nasai, Ibnu Majah,
dari Anas bin Malik ra.)
No comments:
Post a Comment