Mata Pelajaran : Akhlak (Washoya Al-Abaa' Lil Abnaa')
Materi : Pelajaran Kedua: Wasiat
Bertaqwa Kepada Allah
Pemateri : Ust. Setyo Darussalam,
S.Pd.I.
Wahai anakku, sesungguhnya Rabbmu mengetahui apa yang tersimpan
dalam hatimu, semua yang di ucapkan oleh lisanmu dan melihat seluruh
perbuatanmu. Karena itu bertaqwalah pada Allah Yang Maha Agung.
Wahai anakku, hindarilah olehmu jangan sampai Allah tidak ridla
dengan perbuatanmu. Hidarilah olehmu jangan sampai Rabbmu yg telah
menciptakanmu, memberimu rezki dan akal yang sehat sehingga engkau dapat
mengamalkannya dalam hidup dan kehidupan itu murka kepadamu. Bagaimanakah
perasaanmu bila engkau berbuat sesuatu yang dilarang oleh orang tuamu,
sedangkan orang tuamu melihat perbuatan itu? Tidakkah engkau takut keduanya
memarahimu? hendaklah perbuatanmu terhadap Allah pun demikian. karena Allah
selalu memperhatikan segala perbuatanmu, walau engkau tidak melihat-Nya. Jangan
sekal-ikali engkau mengingkari perintah Allah dan jangan engkau melakukan
sesuatu yang dilarang-Nya.
Wahai anakku, sesungguhnya ancaman dan siksa Rabbnu sangat keras
dan berat. Karena itu takutlah engkau anakku, takutlah pada murka rabbmu jangan
sampai sifat “Halim” (kebijakan) Allah membujuk dirimu. “Sesungguhnya Allah
menangguhkan siksanya pada orang yang zalim sampai dengan Allah menyiksanya,
sehingga dia tidak dapat lepas dari adzab yang pedih.” (Hadis ini “Syarif”
diriwatkan oleh Bhukhari, Muslim, Tirmizi, dan Ibnu Majah dari Abi Musa
Al-Asy’ari dari Nabi saw.).
Wahai anakku, sesungguhnya dalam taat pada Allah itu terdapat
kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat di dicapai, kecuali dengan
berulangkali menghadapi cobaan. Karena itu anakku, taatlah kepada Rabbu dengan
sikap tabah menghadapi cobaan, agar engkau mendapat kenikmatan dalam beribadah
dan kebahagiaan dalam taqwa pada Allah, sehingga engkau dapat mengetahui dan
merasakan keikhlasanku dalam menasehatimu.
Wahai anaku, sungguh pada mulanya akan kau dapati perasaan berat
untuk taat pada Allah. Tabah dan sabarlah menghadapi hal itu, sehingga
ketaatanmu pada Allah mejadi suatu kebiasaan yang engkau lakukan dengan penuh
kesadaran.
Wahai anakku, mawas dirilah ketika engkau berada dibangku sekolah
kala engkau belajar, membaca dan menulis. Dianjurkan padamu agar menghafal Al
Qur’anul Karim. Apakah engkau tidak merasa malu di sekolah dan dihadapan gurumu
bila engkau tidak mematuhi tata tertib, padahal dirimu dituntut untuk itu.
Karena itu ingat lah! Pada hari ini engkau telah mengetahui keutamaan dalam
menuntut ilmu dan engkau telah tahu bahwa gurumu adalah orang yang selalu
berusaha bagi kemaslahatan (kebaikan) dirimu.
Wahai anakku, dengar dan perhatikan nasihatku, sabarlah dalam taat
kepada Allah, seperti kesabaranmu dalam belajar disekolah. Suatu saat engkau
akan mengetahui faedah nasihat ini dan akan jelas suatu kau rasakan bila dirimu
mendapat pertolongan Allah untuk melaksanakan nasihat-nasihat gurumu.
Wahai anakku, janganlah kau mengira bahwa bertakwa kepada Allah
cukup dengan sholat, shaum (dibulan Ramadhan) dan ibadah-ibadah sejenisnya
saja. Sesungguhnya taqwa pada Allah itu mencakup segala hal. Sebab itu
bertaqwalah kepada Allah dalam beribadah pada Robbmu, jangan sekali-kali engkau
mengingkari dalam bergaul dengan teman-temanmu, jangan sampai menyakiti hati
mereka. Bertaqwalah pada Allah dalam menegakkan Dien-mu, jangan sekali-kali
engkau khianati ketentuan Allah dan pertahankanlah jangan samai Dien-mu
dikuwasai musuh. Bertakwalah pada Allah, jangan menunda-nunda ibadah dikala
sehatmu dan jangan hiasi dirimu kecuali Ahlaqul Karimah (akhlaq yang mulia).
Wahai anakku, Rasullah saw. telah bersabda: “Bertaqwalah pada Allah
dimana saja engkau berada, ikutilah segera perbuatan jelek (maksiat) dengan
perbuatan baik (ibadah), maka ibadah itu akan menghapus dosa dari maksiat. Dan
berakhlaq baiklah dihadapan umat manusia.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad,
Tirmidzi, dan Hakim dari Abu Dzar dan Mu’adz bin Jabal).
No comments:
Post a Comment